← Back to portfolio
Published on

Sophocles, Tokoh Di Balik Kisah Tragis Oedipus

Sophocles merupakan dramawan besar. Dia adalah inovator drama Yunani. Tak mengherankan jika ia dianggap sebagai puncak kejayaan seni Yunani. Dia merupakan penggagas penggunaan background dalam pementasan drama. Suatu hal yang baru pada masa itu.

Sophocles lahir dari keluarga kaya. Ayahnya, Sophillus, adalah lelaki terhormat di Colonus.Tak mengherankan jika Sophocles mengenyam pendidikan yang bermutu pada masa itu. Sophocles muda memperoleh pendidikan di bidang seni musik, puisi dan tari.

Penulis drama tragedi Yunani ini lahir pada 495 SM. Ia sangat menonjol di bidang tari dan seni musik. Hal ini menjadikan ia terpilih sebagai pimpinan paduan suara pada hari peringatan kemenangan Salamis atas bangsa Persia.

Sophocles muda gemar terhadap wanita dan anggur. Namun, Sophocles tidak pernah menyangkalnya. Melalui Plato, dia berkata: “Aku berterima kasih pada masa Yunani Kuno yang memberi tirani pada hasratku.” Bahkan pada tahun-tahun berikutnya, sihir kelembutan seks pada waktu waktu itu terlalu kuat bagi dramawan besar ini.

Pengikut Aristoteles menuduh penulis Electra ini sebagai orang yang rakus harta. Hal ini tidak mendasar karena tidak ada yang tahu tentang kekayaan Sophocles. Nyatanya di kemudian hari tuduhan tersebut terabaikan karena hasil karyanya.

Langkah pertama menuju kesuksesan diawali pada Theatre Dionysus di Kota Dionysia. Sophocles meraih hadiah pertama, mengalahkan lebih dari seratus dua puluh dramawan. Sophocles memang dramawan luar biasa dan multi profesi.

Sophocles bukan sekedar penulis drama melainkan juga seorang hellanotamis, ahli keuangan Yunani, harta dari Delian League. Selain itu, dia juga menjadi satu dari sepuluh probouloi atau komisi pembiayaan konsul.

Sebagai tugas tambahan di luar kegiatan teatrikalnya, Sophocles melayani pendeta Orde Alcon dan Asclepius, Dewa Obat-obatan. Dia juga bekerja di Board of General, sebuah komite yang mengatur urusan sipil dan militer di Athena.

Penulis trilogi Antigone, Oedipus Tyrannus, dan Oedipus at Colonus ini memenangi festival Dionysia sebanyak sembilan belas kali. Kekalahan yang mengejutkan adalah Oedypus Tyrannus, yang secara umum diakui sebagai karya masterpiece-nya.

Oedipus Tyrannus mengisahkan Oedipus, seorang raja penyamun yang tanpa sengaja membunuh ayah kandungnya dan menikahi ibunya. Berdasar drama inilah, istilah Oedipus Complex muncul. Aristoteles mengakui drama ini sebagai sebagai contoh tragedi yang sempurna, di mana ironi drama Yunani mencapai puncak.

Kehebatan karya putra Sophillus ini terletak pada kehalusan alur cerita dan kebangsawanan tokoh-tokohnya. Dapat dikatakan bahwa tokoh yang ada merupakan cerminan hidupnya. Dia berkepribadian tenang dan ceria serta jiwanya bebas dari kedengkian.

Penulis lebih dari 120 drama ini meninggal pada saat dia menjadi kebanggaan masyarakat . Dia menutup mata pada usia 91 tahun. Dari begitu banyak dramanya, hanya tujuh yang masih bertahan sampai saat ini. Karya-karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi sumbangan tak ternilai bagi kesusastraan dunia.[]

[Dimuat di ekuator.web.id, 2005]