← Back to portfolio
Published on

Periuk Nenek Sihir [Strega Nona]

PERIUK NENEK SIHIR

Di sebuah kota di Calabria, hiduplah seorang wanita tua yang biasa dipanggil Strega Nona. Nama itu berarti nenek sihir.

Sang nenek sihir punya kelebihan menyembuhkan orang sakit. Dia bisa menyembuhkan sakit kepala hanya dengan minyak dan penjepit rambut, bisa menghilangkan kutil, dan membuat ramuan khusus untuk gadis-gadis agar cepat memperoleh pasangan.

Nenek sihir membutuhkan seseorang untuk membantu menjaga rumahnya yang kecil beserta kebunnya. Dia lalu memasang pengumuman di alun-alun kota.

Dari sekian orang yang membaca pengumuman itu, ada seseorang bernama Anthony Besar. Selesai membaca, Anthony mendatangi rumah Strega Nona.

“Hmm…, boleh saja kamu bekerja di sini. Tugasmu menyapu rumah, mencuci piring, menyiangi rumput, memetik sayuran, memberi makan kambing, memerah susu, dan mengambil air. Aku akan memberimu tiga keping uang, tempat untuk tidur, dan makanan. Bagaimana? Apa kamu setuju?” tanya nenek sihir.

“Tapi ada syarat lain. Kamu tidak boleh menyentuh periukku!” kata nenek sihir lagi.

Anthony menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mulai melakukan pekerjaannya. Sedangkan Strega Nona bekerja seperti semula, menemui orang-orang yang datang, dan menyembuhkan penyakit mereka.

Suatu hari, Anthony mendengar nenek sihir bernyanyi. Anthony mengintip melalui jendela. Dilihatnya nenek sihir berdiri menghadapi sebuah periuk. 

“Bergelembunglah …, bergelembunglah ..., wahai periuk. Didihkan mi yang lezat dan panas untukku. Aku lapar. Didihkan mi untuk makanku.”

Periuk itu bergelembung dan mendidih. Tak lama kemudian, di dalam periuk sudah penuh dengan mi panas.

Nenek sihir kembali bernyanyi.

“Cukup..., cukup…, wahai periukku. Aku dapatkan miku yang lezat dan panas. Berhentilah periuk tanahku, sampai aku lapar lain hari.” Nenek sihir kemudian memanggil Anthony untuk makan malam.

Keesokan harinya, Anthony pergi ke alun-alun. Dia mengatakan pada semua orang tentang periuk ajaib itu. Tapi, orang-orang malah menertawakannya. Mereka berpikir tak mungkin sebuah periuk bisa memasak sendiri.

Anthony kecewa. Dia berjanji akan membuktikan ucapannya. Dua hari kemudian, nenek sihir berkata pada Anthony.

“Aku harus pergi ke gunung di desa sebelah untuk menjumpai temanku. Namanya Nenek Amelia. Kerjakan pekerjaanmu seperti biasa. Ingat, jangan sekali-kali menyentuh

periukku!” pesan nenek sihir.

Setelah nenek sihir menghilang dari pandangan, Anthony segera masuk ke ruangan tempat periuk itu berada. Dia kemudian mengucapkan mantra-mantra, seperti yang diucapkan nenek sihir.

Tak lama kemudian, periuk itu menggelembung dan mendidih. Periuk penuh dengan mi. “Penduduk desa, lihatlah!” teriak Anthony sambil berlari ke tengah kerumuman orang. “Ada mi untuk kalian semua di rumah nenek sihir. Mi itu berasal dari sebuah periuk yang pernah kuceritakan pada kalian!” serunya lagi.

Penduduk desa segera berlari ke rumah nenek sihir. Mereka berebut menyendok mi itu ke mangkuk. Ternyata, mi itu lebih dari cukup untuk dimakan oleh seluruh penduduk desa.

Ketika semua penduduk desa sudah mendapat mi, Anthony kembali mengucapkan

mantra-mantra. Tapi, anehnya, mi tak mau juga berhenti keluar dari periuk. Mi-mi itu melimpah sampai ke lantai rumah nenek sihir dan keluar melalui pintu, terus ke halaman.

Masyarakat kota mulai khawatir.

“Lakukan sesuatu, Anthony!” teriak mereka.

Ternyata, Anthony tidak melihat saat nenek sihir meniup periuk tiga kali. Biarpun

dia mengucapkan mantra berkali-kali, tetap saja mi itu terus keluar. Sampai akhirnya mi melimpah hingga ke jalan raya.

Untungnya, tak lama kemudian nenek sihir datang. Dia langsung mengucapkan mantra-mantra. Setelah itu, dia meniup periuk tiga kali. Ajaib. Dalam sekejap, mi-mi itu berhenti keluar.

Anthony akhirnya dihukum kerja paksa oleh penduduk desa. Sejak saat itu, dia tak pernah lagi mengintip yang dilakukan si nenek sihir.

Judul asli: Strega Nona, karya Tomie De Paola, diterbitkan oleh Little Simon: 1997

Dimuat di Tabloid Fantasi, 2001